~ Mencoba tuk mengungkapkan, apa yang hati ini rasakan, memang tak semudah membalikan telapak tangan~ (Dado Binagama)
---)|(---
Jangan pedulikan apa yang orang katakan,
Karena dia tidak mengenalmu, lebih dari aku mengenalmu..
Bagiku, kau adalah pribadi hari ini,
Karena hari ini, kau adalah bukan yang dulu..
Jangan pusingkan penilaian orang,
Karena itu, sama sekali tidak menggangguku..
Bagiku, kau adalah hati hari ini,
Karena itu, yang sungguh ku harapkan darimu..
Jangan khawatirkan itu,
Karena, bukan itu yang ku inginkan..
Bagiku, semua yang lalu biarkanlah,
Karena, itu tak lagi penting bagimu..
Jangan biarkan semua berlalu tanpa makna..
Jangan biarkan semua kembali tanpa tanya..
Kau, adalah cinta hari ini, dan asa masa depan..
© Februari 2010 (Abu Fauzan)
Tampilkan postingan dengan label Bangkit dan Semangat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bangkit dan Semangat. Tampilkan semua postingan
Rabu, 07 Juli 2010
Jumat, 14 November 2008
PKS, Ambisi Besar, Tenaga Kurang
Oleh Ust. H. Mashadi
PKS, Partai Keadilan Sejahtera, seperti orang bingung. Di tengah dua partai besar, dia tak mau terikat Golkar, tapi tak cocok dengan PDI-P. Dia naik daun sejak reformasi, tapi kini menganggap Soeharto "guru bangsa" dan "pahlawan". Tokoh-tokoh partai Islam ini tak segan segan berempati dengan Amrozi, dan dengan kelompok militan seperti FPI. Mereka beraspirasi membersihkan Islam di Indonesia dari nilai-nilai abangan. Di tengah mayoritas Islam yang moderat, PKS mengejar target 20 % dalam pemilu 2009 agar dapat memegang kendali negara pada 2014. Namun, kalangan internal PKS pun meragukan prospek itu.
Baru beberapa bulan lalu, PKS yang merupakan partai dakwah, mengaku menjadi partai terbuka. Sekarang, partai yang ikut mendukung pemerintah ini, menjauhi Golkar, menolak mendukung SBY-JK untuk pilpres 2009, dan membuka diri bagi PDI-P. Bahkan partai yang populer semasa reformasi, pekan ini tampil dengan iklan yang memasang Soeharto sebagai "pahlawan" dan "guru bangsa". Ada apa dengan PKS?
Undang-Undang Pilpres memang hanya menguntungkan partai-partai besar yang dapat meraih 20 % kursi DPR atau 25% suara elektorat seperti Partai Golkar dan PDI-P, dan memaksa partai-partai menengah seperti PKS, untuk berkoalisi dengan mereka. Sejak SBY-JK mengisyaratkan maju bersama kembali, maka peluang PKS meraih kursi RI-2 hanyalah dengan PDI-P. Koalisi partai-partai menengah dan kecil, diduga bakal sulit untuk mengusung jagonya sebagai capres atau cawapres sekali pun melalui Poros Tengah yang kembali diajukan oleh Amien Rais.
Walhasil, terutama bagi PKS yang berada di peringkat empat atau lima, tak ada jalan lain kecuali memacu dukungan dari mana saja. Partai yang tidak memiliki cikal bakal sendiri ini, sekarang mengusung tokoh-tokoh historis dan panutan, seperti KH Hasyim Anshari dari Nahdlatul Ulama dan KH Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah serta, seperti Golkar, juga mempahlawankan Soeharto.
Kelemahan strategis
Namun, di balik semua itu, PKS, partai yang terpuji berdisiplin dalam pemilu 2004, kini merosot. Untuk menjaga kesatuan internal, PKS bahkan mengajukan delapan nama pimpinannya menjadi kandidat capres. Citranya yang bersih godaan korupsi mulai pudar. PKS diduga juga tak akan mampu meraih target 20%. Demikian menurut salah satu pendiri PKS, Mashadi:
"Kami belum sukses, karena kami tidak ikut terlibat dalam pengambilan keputusan negara, terutama menyangkut hal-hal yang strategis politik dan ekonomi. Inilah kunci persoalan yang ada sekarang ini. Jumlah kader kami juga sangat terbatas. Sekarang seluruh Indonesia kurang dari 200 ribu."
Bagi partai yang berambisi memimpin negara, semua ini merupakan kelemahan strategis.
Mashadi: "Dalam munas memang PKS menargetkan 20 persen, pemilu 2009 nanti. Saya agak ragu ya. Jadi sangat tidak realistis kalau misalnya tahun 2014 atau 2015 sudah akan terjadi perubahan sangat drastis, saya kira tidak. Tapi kami memulai dari suatu yang fundamental. "
Ambisi besar
Betapa pun, PKS, partai yang citranya Islam garis keras ini, tetap merupakan satu-satunya partai kader dewasa ini. Dan satu-satunya partai yang tidak sulit mengajukan caleg tanpa harus mengimpor artis, aktivis dan wartawan. Mereka menggemblèng anggota-anggotanya jadi kader masuk masyarakat lewat pendidikan, masjid-masjid dan kegiatan sosial serta berupaya menguasai birokrasi negara.
Soalnya, ambisinya pun besar, yakni memperbarui Islam Indonesia. PKS bertolak dari temuan antropolog Amerika Clifford Geertz di tahun 1950an bahwa Islam di Indonesia masih terlampau dipengaruhi nilai-nilai abangan.
Mashadi: "Dan itu terbukti Masyumi dan NU itu tidak mencapai suara mayoritas ketika pemilu 1955. Dan sesudah masa Soeharto juga begitu. Memang tidak ada partai yang secara sungguh-sungguh dan serius memperjuangkan prinsip-prinsip dan membuat platform yang jelas berdasar pada nilai-nilai Islam dan PKS sendiri adanya isyu keterbukaan bagian dari elemen dalam partai yang mereka memang tidak sabar untuk mengejar kekuasaan itu sendiri. Jadi harus terbuka, harus koalisi dengan apa saja, tidak lagi akan sekat ideologis dan lain sebagainya."
Prinsip
Menurut Mashadi yang dari kelompok dakwah, PKS tidak bercita-cita melaksanakan hukum Syariah, melainkan suatu masyarakat sipil yang beretika dan bermoral Islam.
Mashadi: "Masyarakat yang egaliter berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam."
Aboeprijadi Santoso [AS]: "Masyumi lebih jelas, dengan syariah Islam sebagai dasar negara, kan? Negara Islam."
Mashadi: "Kami tidak langsung pada keinginan untuk mendirikan negara Islam, tetapi kami ingin lebih bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan pokok bangsa Indonesia ini.
AS: "Tidak langsung itu apa maksudnya, Pak?"
Mashadi: "Ya kami lebih menekankan bagaimana Islam sebagai sebuah etik itu menjadi prinsip hidup semua orang yang terlibat di dalam pengelolaan negara harus tahu mana yang dilarang dan mana yang tidak oleh agama." Demikian Mashadi, salah satu pendiri PKS.
PKS, Partai Keadilan Sejahtera, seperti orang bingung. Di tengah dua partai besar, dia tak mau terikat Golkar, tapi tak cocok dengan PDI-P. Dia naik daun sejak reformasi, tapi kini menganggap Soeharto "guru bangsa" dan "pahlawan". Tokoh-tokoh partai Islam ini tak segan segan berempati dengan Amrozi, dan dengan kelompok militan seperti FPI. Mereka beraspirasi membersihkan Islam di Indonesia dari nilai-nilai abangan. Di tengah mayoritas Islam yang moderat, PKS mengejar target 20 % dalam pemilu 2009 agar dapat memegang kendali negara pada 2014. Namun, kalangan internal PKS pun meragukan prospek itu.
Baru beberapa bulan lalu, PKS yang merupakan partai dakwah, mengaku menjadi partai terbuka. Sekarang, partai yang ikut mendukung pemerintah ini, menjauhi Golkar, menolak mendukung SBY-JK untuk pilpres 2009, dan membuka diri bagi PDI-P. Bahkan partai yang populer semasa reformasi, pekan ini tampil dengan iklan yang memasang Soeharto sebagai "pahlawan" dan "guru bangsa". Ada apa dengan PKS?
Undang-Undang Pilpres memang hanya menguntungkan partai-partai besar yang dapat meraih 20 % kursi DPR atau 25% suara elektorat seperti Partai Golkar dan PDI-P, dan memaksa partai-partai menengah seperti PKS, untuk berkoalisi dengan mereka. Sejak SBY-JK mengisyaratkan maju bersama kembali, maka peluang PKS meraih kursi RI-2 hanyalah dengan PDI-P. Koalisi partai-partai menengah dan kecil, diduga bakal sulit untuk mengusung jagonya sebagai capres atau cawapres sekali pun melalui Poros Tengah yang kembali diajukan oleh Amien Rais.
Walhasil, terutama bagi PKS yang berada di peringkat empat atau lima, tak ada jalan lain kecuali memacu dukungan dari mana saja. Partai yang tidak memiliki cikal bakal sendiri ini, sekarang mengusung tokoh-tokoh historis dan panutan, seperti KH Hasyim Anshari dari Nahdlatul Ulama dan KH Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah serta, seperti Golkar, juga mempahlawankan Soeharto.
Kelemahan strategis
Namun, di balik semua itu, PKS, partai yang terpuji berdisiplin dalam pemilu 2004, kini merosot. Untuk menjaga kesatuan internal, PKS bahkan mengajukan delapan nama pimpinannya menjadi kandidat capres. Citranya yang bersih godaan korupsi mulai pudar. PKS diduga juga tak akan mampu meraih target 20%. Demikian menurut salah satu pendiri PKS, Mashadi:
"Kami belum sukses, karena kami tidak ikut terlibat dalam pengambilan keputusan negara, terutama menyangkut hal-hal yang strategis politik dan ekonomi. Inilah kunci persoalan yang ada sekarang ini. Jumlah kader kami juga sangat terbatas. Sekarang seluruh Indonesia kurang dari 200 ribu."
Bagi partai yang berambisi memimpin negara, semua ini merupakan kelemahan strategis.
Mashadi: "Dalam munas memang PKS menargetkan 20 persen, pemilu 2009 nanti. Saya agak ragu ya. Jadi sangat tidak realistis kalau misalnya tahun 2014 atau 2015 sudah akan terjadi perubahan sangat drastis, saya kira tidak. Tapi kami memulai dari suatu yang fundamental. "
Ambisi besar
Betapa pun, PKS, partai yang citranya Islam garis keras ini, tetap merupakan satu-satunya partai kader dewasa ini. Dan satu-satunya partai yang tidak sulit mengajukan caleg tanpa harus mengimpor artis, aktivis dan wartawan. Mereka menggemblèng anggota-anggotanya jadi kader masuk masyarakat lewat pendidikan, masjid-masjid dan kegiatan sosial serta berupaya menguasai birokrasi negara.
Soalnya, ambisinya pun besar, yakni memperbarui Islam Indonesia. PKS bertolak dari temuan antropolog Amerika Clifford Geertz di tahun 1950an bahwa Islam di Indonesia masih terlampau dipengaruhi nilai-nilai abangan.
Mashadi: "Dan itu terbukti Masyumi dan NU itu tidak mencapai suara mayoritas ketika pemilu 1955. Dan sesudah masa Soeharto juga begitu. Memang tidak ada partai yang secara sungguh-sungguh dan serius memperjuangkan prinsip-prinsip dan membuat platform yang jelas berdasar pada nilai-nilai Islam dan PKS sendiri adanya isyu keterbukaan bagian dari elemen dalam partai yang mereka memang tidak sabar untuk mengejar kekuasaan itu sendiri. Jadi harus terbuka, harus koalisi dengan apa saja, tidak lagi akan sekat ideologis dan lain sebagainya."
Prinsip
Menurut Mashadi yang dari kelompok dakwah, PKS tidak bercita-cita melaksanakan hukum Syariah, melainkan suatu masyarakat sipil yang beretika dan bermoral Islam.
Mashadi: "Masyarakat yang egaliter berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam."
Aboeprijadi Santoso [AS]: "Masyumi lebih jelas, dengan syariah Islam sebagai dasar negara, kan? Negara Islam."
Mashadi: "Kami tidak langsung pada keinginan untuk mendirikan negara Islam, tetapi kami ingin lebih bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan pokok bangsa Indonesia ini.
AS: "Tidak langsung itu apa maksudnya, Pak?"
Mashadi: "Ya kami lebih menekankan bagaimana Islam sebagai sebuah etik itu menjadi prinsip hidup semua orang yang terlibat di dalam pengelolaan negara harus tahu mana yang dilarang dan mana yang tidak oleh agama." Demikian Mashadi, salah satu pendiri PKS.
Minggu, 29 Juni 2008
Motivasi 7
Saudaraku yang sholih mengirim SMS yang luar biasa kepadaku:
"Tidak yakin pada diri sendiri, merupakan penyakit mental.
Sesungguhnya, manusia terlahir di dunia ini untuk meraih sukses!
So, milikilah mental: SUCCESS IS MY RIGHT."
sent:
26 Juni 2008, pk. 11:20:21 WIB
"Tidak yakin pada diri sendiri, merupakan penyakit mental.
Sesungguhnya, manusia terlahir di dunia ini untuk meraih sukses!
So, milikilah mental: SUCCESS IS MY RIGHT."
sent:
26 Juni 2008, pk. 11:20:21 WIB
Selasa, 24 Juni 2008
Motivasi 6
Saudaraku yang sholih mengirim SMS yang luar biasa kepadaku:
"Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan baru?
Melakukan apa yang belum kita ketahui adalah, pintu menuju pengetahuan."
sent:
25 Juni 2008, pk. 08:02:56 WIB
"Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan baru?
Melakukan apa yang belum kita ketahui adalah, pintu menuju pengetahuan."
sent:
25 Juni 2008, pk. 08:02:56 WIB
Motivasi 5
Saudaraku yang sholih mengirim SMS yang luar biasa kepadaku:
"Kita tidak membutuhkan teori-teori yang rumit untuk meraih sukses.
Yang penting adalah: kita tahu, apa yang kita mau. Dan mau berikhtiar dengan kesungguhan hati.
Cukup sederhana!"
sent:
24 Juni 2008, pk. 07:46:59 WIB
"Kita tidak membutuhkan teori-teori yang rumit untuk meraih sukses.
Yang penting adalah: kita tahu, apa yang kita mau. Dan mau berikhtiar dengan kesungguhan hati.
Cukup sederhana!"
sent:
24 Juni 2008, pk. 07:46:59 WIB
Motivasi 4
Saudaraku yang sholih mengirim SMS yang luar biasa kepadaku:
"Anda tidak perlu ahli untuk mulai melakukan sesuatu, karena Anda membangun keahlian itu dari melakukannya.
Jadi, lakukanlah!"
sent:
23 Juni 2008, pk. 08:34:18 WIB
"Anda tidak perlu ahli untuk mulai melakukan sesuatu, karena Anda membangun keahlian itu dari melakukannya.
Jadi, lakukanlah!"
sent:
23 Juni 2008, pk. 08:34:18 WIB
Minggu, 22 Juni 2008
Motivasi 3
Saudaraku yang sholih mengirim SMS yang luar biasa kepadaku:
"Kehancuran manusia yang paling berat adalah, hilangnya semangat hidup karena tidak memiliki cita-cita untuk diraih.
Jangan biarkan hidup menjadi layu, tentukan Target!"
sent:
22 Juni 2008, pk. 05:29:43 WIB
"Kehancuran manusia yang paling berat adalah, hilangnya semangat hidup karena tidak memiliki cita-cita untuk diraih.
Jangan biarkan hidup menjadi layu, tentukan Target!"
sent:
22 Juni 2008, pk. 05:29:43 WIB
Sabtu, 21 Juni 2008
Motivasi 2
Saudaraku yang sholih mengirim SMS yang luar biasa kepadaku:
"Hati, pikiran, dan tindakan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Bila hati bersih dan pikiran benar, yang melandasi setiap perbuatan, maka pasti kebahagiaan yang akan datang pada kita."
sent:
21 Juni 2008, pk. 07:49:09 WIB
"Hati, pikiran, dan tindakan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Bila hati bersih dan pikiran benar, yang melandasi setiap perbuatan, maka pasti kebahagiaan yang akan datang pada kita."
sent:
21 Juni 2008, pk. 07:49:09 WIB
Motivasi 1
Saudaraku yang sholih mengirim SMS yang luar biasa kepadaku:
"Buatlah daftar apa yang harus Anda kerjakan hari ini?
Awali dengan doa, syukur, dan spirit.. Karena kita masih mempunyai kesempatan
untuk berbuat dan berubah menjadi lebih baik."
sent:
20 Juni 2008, pk. 18:40:40 WIB
"Buatlah daftar apa yang harus Anda kerjakan hari ini?
Awali dengan doa, syukur, dan spirit.. Karena kita masih mempunyai kesempatan
untuk berbuat dan berubah menjadi lebih baik."
sent:
20 Juni 2008, pk. 18:40:40 WIB
Senin, 16 Juni 2008
Puisi: Bangkit (versi Islami)
edited by: Saya sendiri :-)
BANGKIT itu: SUSAH.
Susah untuk hidup senang, disaat masih banyak saudara kita yang susah!
BANGKIT itu: TAKUT.
Takut berbuat maksiat, takut untuk tidak amanah!
BANGKIT itu: MENCURI.
Mencuri perhatian dunia barat, dengan peradaban masyarakat madani!
BANGKIT itu: MARAH.
Marah bila Islam diinjak-injak, marah bila saudara seiman di-zholimi!
BANGKIT itu: MALU.
Malu tidak bersyukur, malu karena kufur atas nikmat-Nya!
BANGKIT itu: TIDAK ADA.
Tidak ada hari tanpa dakwah, tidak ada hari tanpa kebaikan!
BANGKIT itu: BIL JAMA'AH.
Untuk kejayaan Islam!
BANGKIT itu: SUSAH.
Susah untuk hidup senang, disaat masih banyak saudara kita yang susah!
BANGKIT itu: TAKUT.
Takut berbuat maksiat, takut untuk tidak amanah!
BANGKIT itu: MENCURI.
Mencuri perhatian dunia barat, dengan peradaban masyarakat madani!
BANGKIT itu: MARAH.
Marah bila Islam diinjak-injak, marah bila saudara seiman di-zholimi!
BANGKIT itu: MALU.
Malu tidak bersyukur, malu karena kufur atas nikmat-Nya!
BANGKIT itu: TIDAK ADA.
Tidak ada hari tanpa dakwah, tidak ada hari tanpa kebaikan!
BANGKIT itu: BIL JAMA'AH.
Untuk kejayaan Islam!
Selasa, 25 Maret 2008
Taushiyah Singkat 54 : Bangkit dan Semangatlah!
Saudaraku,
Bangkit dan semangatlah! Ketika kau merasa dirimu cukup kuat
untuk terus "melanjutkan perjalanan"...
Namun, berhenti dan beristirahatlah! ketika kau merasa dirimu tidak lagi
cukup kuat untuk "melangkah lebih jauh"...
Tidakpun kau merasa dalam kondisi dua hal itu, maka duduklah sejenak.
Bersamaku, disini.
Bersama, mari kita mengingat-ingat nikmat 4JJI Ta'ala, dan mensyukurinya...
Bangkit dan semangatlah! Ketika kau merasa dirimu cukup kuat
untuk terus "melanjutkan perjalanan"...
Namun, berhenti dan beristirahatlah! ketika kau merasa dirimu tidak lagi
cukup kuat untuk "melangkah lebih jauh"...
Tidakpun kau merasa dalam kondisi dua hal itu, maka duduklah sejenak.
Bersamaku, disini.
Bersama, mari kita mengingat-ingat nikmat 4JJI Ta'ala, dan mensyukurinya...
Langganan:
Postingan (Atom)